Beruang Madu

Beruang Madu

Friday, September 7, 2012

Tokoh Kalimantan - Etnis Dayak ( 1 )

Ternyata banyak tokoh - tokoh yang berasal dari Kalimantan yang kurang diketahui..sebenarnya banyak juga nama-nama yang dikenal..tapi kita tidak tahu, bahwa ternyata mereka berasal dari Kalimantan. Ada yang berasal dari etnis Dayak maupun dari etnis Banjar.

Bahkan tokoh-tokoh Kalimantan bukan hanya dari Politikus dan Pejabat, tapi dari tokoh agama sampai para artis.

Berikut beberapa tokoh saya ulas secara singkat, dan bisa menambah wawasan dan kebanggaan kita sebagai pemuda asli dari Kalimantan :

Etnis Dayak

Akademisi dan Ahli
  • Johan Silas, Guru Besar ITS Surabaya 

Prof. Dr. Ir. Johan Silas
Prof. Dr. Ir. Johan Silas (lahir di Samarinda, 24 Mei 1936), adalah tokoh arsitektur Indonesia, terutama dalam bidang perumahan, permukiman, perkotaan, dan lingkungan.
Biografi
Silas menyelesaikan kuliah arsitekturnya di ITB pada tahun 1963. Kemudian menjadi pengajar dan pendiri Jurusan Teknik Arsitektur ITS Surabaya pada tahun 1965. Pada 1992 ia memperoleh gelar profesor. Pada 2005 ia memperoleh penghargaan Habitat Scroll of Honour untuk kategori "penelitian dan pengabdian bertahun-tahun dalam memberikan tempat bernaung bagi kaum miskin".
Purna tugas sebagai guru besar di ITS pada tahun 2006, namun tetap membagikan ilmunya secara tidak tetap dan menjadi penasehat untuk beberapa pemerintah kota.
Pengetahuan tambahan tentang perumahan, permukiman, perkotaan, dan lingkungan diperoleh di Inggris, Belanda, Jepang, Prancis, dan Jerman. Program yang diikuti antara lain Housing in Urban Development (London, 1979), Housing, Building & Planning (Rotterdam, 1980), Cooperative Housing (Tokyo, 1984/1985), Comparative Study on Urban Anthropoloy (Prancis, 1986), Inner City Conservation (Berlin, 1987).
Karya
- Kampung Improvement Program
- Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Gempa dan Tsunami
Penghargaan
  • Habitat Scroll of Honour, Johan Silas adalah salah satu dari sedikit pakar tata kota di Indonesia yang mendapatkan penghargaan ini, penghargaan dari organisasi PBB UN-HABITAT untuk mereka yang berjasa dalam pengembangan tata kota, berkat jasa-jasanya terhadap pengembangan dan pembangunan pemukiman yang berpihak kepada masyarakat perkotaan yang kurang mampu.
  • Gelar BALUGU SAMAERI ONO NIHA yang diperoleh pada tahun 2009 dari warga adat Nias Selatan setelah tiga tahun ikut membangun kembali rumah adat dan rumah lainnya yang rusak kena gempa
 
 Aktivis dan Pejuang
  • Panglima Batur, Pejuang
Panglima Batur (lahir di Buntok Baru, Barito Utara, Kalimantan Tengah pada tahun 1852 - meninggal di, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 5 Oktober 1905 pada umur 53 tahun) adalah seorang panglima suku Dayak Bakumpai dalam Perang Banjar yang berlangsung di pedalaman Barito, sering disebut Perang Barito, sebagai kelanjutan dari Perang Banjar. Panglima Batur adalah salah seorang Panglima yang setia pada Sultan Muhammad Seman. Panglima Batur seorang Panglima dari suku Dayak yang telah beragama Islam berasal dari daerah Buntok Kecil, 40 Km di Muara Teweh.
Gelar Panglima khusus untuk daerah suku-suku Dayak pada masa itu menunjukkan pangkat dengan tugas sebagai kepala yang mengatur keamanan dan mempunyai pasukan sebagai anak buahnya.
  • Panglima Wangkang, Pejuang
Panglima Wangkang atau Demang Wangkang gelar Mas Demang (lahir : Marabahan 1812) adalah salah seorang panglima perang dalam Perang Banjar dari kalangan suku Bakumpai yang mempertahankan Distrik Bakumpai (sekarang Barito Kuala). Bapaknya bernama Kendet (Pambakal Kendet), juga seorang pejuang dan pemimpin suku Bakumpai. Ibunya bernama Ulan berasal dari Amuntai seorang suku Banjar.
  • Tumenggung Surapati, Pejuang
Tumenggung Surapati atau Kiai Dipati Jaya Raja, kemudian bergelar Pangeran Dipati (lahir : Kalimantan Tengah, wafat : 1875, Kalimantan Tengah) adalah seorang kepala suku Dayak yang menjadi panglima perang dalam Perang Barito yang merupakan bagian dari Perang Banjar. Perang Banjar berlangsung dalam tiga wilayah yaitu Martapura dan sekitarnya, wilayah Banua Lima (Hulu Sungai) dan wilayah sepanjang sungai Barito (Tanah Dusun). Tumenggung Surapati setia kepada kepemimpinan Pangeran Antasari selaku pemimpin tertinggi di Kesultanan Banjar pasca ditangkapnya Pangeran Hidayatullah yang kemudian diasingkan ke Cianjur. Tumenggung Surapati anak dari Ngabe Lada bin Ngabe Tuha (wakil Sultan Banjar di kalangan suku Bakumpai). Ngabe (ngabehi) adalah salah satu gelar pejabat kepala wilayah di kesultanan Banjar. Ngabe Tuha mungkin salah seorang anak dari Patih Darta Suta. Menurut suatu riwayat Patih Darta Suta memiliki lima orang anak yaitu Ngabe Tuha, Ngabe Tumpang, Ngabe Basirun, Ngabe Basunga, dan seorang anak perempuan bernama Jimah. Setelah wafatnya Tumenggung Surapati karena sakit, perjuangannya diteruskan oleh anaknya yaitu Tumenggung Jidan. Seorang cucu perempuan dari Pangeran Antasari menikah dengan Tumenggung Jidan sehingga ia kemudian mendapat gelar Raden Dipati Mangku Negara.

  • Pang Suma, tokoh pejuang (bernama asli Menera)
Pang Suma adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang bergerilya di Kalimantan Barat. Pang Suma dikenal sebagai pejuang melawan penjajah Jepang. Hingga kini, tokoh pahlawan yang bernama Pangsuma, belum ada satu pun yang mengetahui di mana dan kapan ia lahir. Namun menurut penuturan cucu pengawal Pangsuma, Sera, atau lebih dikenal dengan Pang Ronda, menuturkan bahwa Pangsuma berasal dari dusun di Kecamatan Meliau bernama Nek Bindang. Pangsuma merupakan nama panggilan, dalam Bahasa Meliau merupakan penggabungan dua suku kata yakni Pang berarti bapak dan Suma adalah nama anaknya.

  • Mohammad Ali Anyang, Pejuang
Mohammad Ali Anyang (lahir 20 Oktober 1920 – meninggal di Singkawang, 7 April 1970 pada umur 49 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan di Kalimantan Barat.
Ali Anyang lahir di desa Nanga Menantak (sekarang masuk kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang). Orangtuanya, Lakak dan Liang memberinya nama, Anjang. Dalam keluarganya yang suku Dayak ini, Ali Anyang merupakan anak bungsu dari tujuh orang bersaudara.
  • J.C. Oevaang Oeray, Pendiri Partai Persatuan Dayak & Gubernur Kal-Bar Pertama
Johanes Chrisostomus Oevaang Oeray (lahir di Kedamin, Kapuas Hulu, 18 Agustus 1922 – meninggal di Pontianak, 17 Juli 1986 pada umur 63 tahun) adalah Gubernur Kalimantan Barat yang menjabat pada periode 1960-1966 dan merupakan Gubernur Kalbar pertama dari kalangan Suku Dayak.
Oevaang Oeray juga merupakan salah satu pendiri Partai Persatuan Dayak yang pernah mengikuti Pemilu pertama di Indonesia tahun 1955 dan 1958.
Dia juga menekankan kedaulatan setiap agama yang dijamin oleh kebebasan beragama sebagai salah satu hak yang paling mendasar, dan menolak pula kontrol atas praktik keagamaan oleh negara dalam bentuk apapun.
  • Cilik Riwut, Pahlawan Nasional Indonesia & mantan Gubernur Kalteng
 Tjilik Riwut (lahir di Kasongan, Katingan, Kalimantan Tengah, 2 Februari 1918 – meninggal di Rumah Sakit Suaka Insan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 17 Agustus 1987 pada umur 69 tahun) adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia dan Gubernur Kalimantan Tengah. Ia meninggal setelah dirawat di rumah sakit karena menderita penyakit lever/hepatitis dalam usia 69 Tahun, dimakamkan di makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya Kalimantan Tengah. Namanya kini diabadikan untuk salah satu bandar udara di Palangka Raya. Tjilik Riwut yang dengan bangga selalu menyatakan diri sebagai "orang hutan" karena lahir dan dibesarkan di belantara Kalimantan, adalah pencinta alam sejati juga sangat menjunjung tinggi budaya leluhurnya. Ketika masih belia ia telah tiga kali mengelilingi pulau Kalimantan hanya dengan berjalan kaki, naik perahu dan rakit.
Tjilik Riwut adalah salah satu putera Dayak yang menjadi KNIP. Perjalanan dan perjuangannya kemudian melampau batas-batas kesukuan untuk menjadi salah satu pejuang bangsa. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998 merupakan wujud penghargaan atas perjuangan pada masa kemerdekaan dan pengabdian membangun Kalimantan (Tengah).
  • Jeranding Abdurrahman, sedang dicalonkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Milton Crosby, bupati Sintang.
Jeranding Abdurrahman Sawang (1904-7 September 1987) adalah seorang pejuang dan aktivis pers dari Kalimantan Barat.
Untuk menentang penjajahan Belanda, maka pada saat itu Gusti Sulung Lelanang membuat sebuah gerakan bernama Partai Serikat Islam di Singkawang. Ia terinspirasi dari gerakan Syarikat Rakyat yang ada di Pulau Jawa. Lantas, gerakan ini juga dibantu oleh Muhammad Hambal, Achmad Marzuki, Mohammad Sood, Gusti Situt Mahmud, Gusti Hamzah, H. Rais dan juga Jeranding Abdurrahman.
Pada tahun 1927, Jeranding dan kesembilan kawannya tersebut dibuang ke Boven Digul, Papua dan dihukum seumur hidup. Sebagian ada yang mati sewaktu pengasingan, ada juga yang mati karena Peristiwa Mandor, ada yang mati karena sakit sepulang dari Digul, dan ada pula yang selamat. Dan satu-satunya yang selamat, baik sewaktu tiba di Kalimantan dan pengasingan hanyalah Jeranding. Kemudian, dari pengasingan tersebut ia lolos dan berhasil melarikan diri ke Queensland.
Kemudian, ia memutuskan untuk menjadi anggota PPD sebagai politisi.
Kini, nama Jeranding dan kesembilan kawannya tersebut diabadikan di Tugu Digulis, Pontianak.
Dan di Kota Pontianak, ada sebuah jalan yang menggunakan nama dirinya Jalan Djeranding Abdurrahman.
Oleh karena jasa Jeranding terhadap Kalimantan Barat besar, maka Kalimantan Barat mencalonkan dia dan Oevaang Oeray sebagai pahlawan nasional. Sebenarnya, sudah lama Kalbar mencalonkan dua pahlawan ini tapi pemerintah belum mengangkat mereka menjadi pahlwawan nasional. Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari juga ikut memberikan dukungan atas pencalonan dua tokoh ini menjadi pahlawan nasional.

Artis
  •  Piet Pagau, Aktor senior

Piet Pagau
Piet Pagau (lahir di Desa Baru Raya, Mempawah Hulu, Landak, Kalimantan Barat tahun 1951) adalah pemeran Indonesia
Telah puluhan film dan sinetron telah dibintangi Piet sejak mulai berkarier awal 1980-an. Bahkan selama industri perfilman Indonesia colaps, Piet tetap eksis di dunia sinetron. Sinetron yang pernah didukungnya antara lain Dua Pelangi dan Gadis Penakluk.



  • Jeremias Nyangoen, Aktor
Jeremias Nyangoen

Jeremias Nyangoen (lahir di Pontianak, 29 Juni 1968) adalah aktor Indonesia. Ia cukup dikenal dengan memerankan Sumanto dalam film Kanibal - Sumanto pada tahun 2004.










  • Tracy Trinita, Model

Tracy Trinita
Tracy Trinita (lahir di Surabaya 29 September 1980) adalah model Indonesia. Tracy berdarah campuran Tionghoa-Perancis-Kalimantan-Minahasa.












  • Karenina, Model

Karenina
Karenina Maria Anderson (lahir di Jakarta, 28 Februari 1983) adalah seorang model, peragawati, dan pemain film. Nina, demikian biasa disapa, mengawali karier dari dunia model sejak usia 12 tahun.












Atlet
  • Daud Yordan alias Cino, petinju professional
Daud Yordan
Daud "Cino" Yordan (lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia, 10 Juni 1987) adalah petinju profesional Indonesia. Saat ini Daud merupakan juara kelas bulu WBO Asia Pacific Youth, yakni juara regional Asia Pasifik versi Organisasi Tinju Dunia atau WBO, untuk tingkat pemuda (youth), di bawah 23 tahun.
Cino adalah nama julukan pemberian yang diberikan oleh mantan pelatihnya semasa amatir, Carlos Jesus Renate Tores, asal Kuba, merujuk pada kata Chino dalam bahasa Spanyol yang berarti 'Cina', karena wajahnya yang sangat kental khas oriental (Cina). Daud Yordan sendiri dan ayahnya, Hermanus Lay Tjun adalah orang Tionghoa-Indonesia, dan ibunya adalah orang Dayak, Nathalia.
  •  Matias Ibo, Physiotherapy Tim Nasional Sepakbola Indonesia
Matias Ibo
Matias Ibo (lahir di Malang, Jawa Timur, Indonesia, 6 Desember 1978) adalah seorang fisioterapis Indonesia, yang merupakan fisioterapis pertama di tim nasional sepak bola Indonesia dan di dunia sepak bola Indonesia. Matias mempunyai darah campuran Indonesia-Swiss.
Saat ini, Matias dipercaya oleh Badan Tim Nasional (BTN) menjabat sebagai fisioterapis tim nasional sepak bola Indonesia, setelah sebelumnya timnas hanya mengandalkan dokter tim dan tukang pijat bagi pemain yang cedera. Matias lulusan dari Universitas Thim Van Der Laan, Utrecht, Belanda, jurusan sport physiotherapists.





Politikus dan Pejabat
  • Cornelis, Politisi dan Gubernur Kalimantan Barat
Drs. Cornelis, M.H
Drs. Cornelis, M.H. (lahir 27 Juli 1953) adalah Gubernur Kalimantan Barat periode 2008–2013. Cornelis memenangi Pilkada Gubernur Kalimantan Barat yang diadakan pada 15 November 2007. Ia dilantik oleh Mendagri Mardiyanto pada 14 Januari 2008, berpasangan dengan Wakilnya Christiandy Sanjaya. Cornelis juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Kalimantan Barat dan Ketua Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Kalimantan Barat.








  • Agustin Teras Narang, Politisi dan Gubernur Kalimantan Tengah
Agustin Teras Narang
Agustin Teras Narang (lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 12 Oktober 1955) adalah Gubernur Kalimantan Tengah ke-12. Sebelum menjabat sebagai gubernur, ia dikenal sebagai politikus yang pernah duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Ia menggantikan Sodjuangan Situmorang yang ditunjuk sebagai pejabat sementara Gubernur Kalimantan Tengah. Ia juga masih menjabat sebagai salah satu Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.







  • Yurnalis Ngayoh, Politisi dan Mantan Gubernur Kalimantan Timur

Yurnalis Ngayoh
Yurnalis Ngayoh (lahir di Barong Tongkok, Kutai Barat, 20 Agustus 1942) adalah Gubernur Kalimantan Timur tahun 2006-2008. Lulusan Universitas Gadjah Mada ini sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Timur. Kemudian ia dilantik menjadi pelaksana tugas (plt.) Gubernur Kaltim pada tahun 2007 menggantikan Suwarna Abdul Fatah hingga pada tanggal 10 Maret 2008 dilantik menjadi Gubernur Kalimantan Timur.







  • Z.A. Maulani, Mantan Ketua BIN

LetJen (Purn) Z. A. Maulani
Letnan Jendral (Purn.) Zaini Azhar Maulani (lahir di Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, 6 Januari 1939 – meninggal di Jakarta, 5 April 2005 pada umur 66 tahun) adalah tokoh militer Indonesia dan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara pada Kabinet Reformasi Pembangunan (September 1998-20 November 1999).
Maulani lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang pada tahun 1961 dan kemudian dari Command and General Staff College, Quetta, Pakistan pada tahun 1971 dan Lemhanas tahun 1982.






  • Adrianus Asia Sidot, Politikus

Dr. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si
Dr. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si. adalah Bupati Landak periode 2008–2011 dan 2011–2016. Sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Landak. Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Landak 3 Agustus 2006, ia terpilih menjadi Wakil Bupati Landak, berpasangan dengan Drs. Cornelis, M.H.. Pada Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Kalbar (tanggal 15 November 2007), Cornelis terpilih sebagai Gubernur Kalbar 2008-2013, sehingga pada 14 Januari 2008, Adrianus Asia Sidot menggantikan Cornelis sebagai Bupati Landak. Iapun resmi dilantik oleh Cornelis selaku Gubernur Kalbar pada 23 Januari.




  • Marthin Billa, Politikus

Dr. Drs. Marthin Billa, MM
Dr. Drs. Marthin Billa, MM (lahir di Nahakramo, Apau Kayan, 29 Maret 1954) adalah bupati Malinau pertama sejak 2001 hingga 2006. Kemudian, ia mengikuti Pilkada Malinau 2006 dan menang sebagai bupati Malinau terpilih, berpasangan dengan wakil bupati H. Datuk Mohammad Nasir. Ia menjabat bupati Malinau hingga 2011.









  • Ismael Thomas, Politikus

Ismael Thomas, SH
Ismael Thomas, SH (lahir 31 Januari 1955) adalah seorang bupati yang memimpin Kabupaten Kutai Barat selama periode 2006-2011, berpasangan dengan wakil bupati, H. Didik Effendi, S.Sos setelah memperoleh suara terbanyak dan terpilih menjadi bupati dalam Pilkada Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2006. Dan kembali melanjutkan Periode pemerintahannya setelah memenangkan Pilkada Kabupaten Kutai Barat untuk masa jabatan 2011 - 2016.







  • H. Syaharie Jaang, Politikus dan Walikota Samarinda

H. Syaharie Jaang, SH, MSi
H. Syaharie Jaang, SH, MSi (lahir di Long Pahangai, Kutai Barat, 10 September 1964) adalah wali kota Samarinda ke-9 untuk masa jabatan 2010-2015. Sebelumnya, ia menjabat sebagai wakil wali kota Samarinda periode 1 (2000-2005) dan periode 2 (2005-2010) yang berpasangan dengan wali kota Achmad Amins. Kemudian pada 23 November 2010 ia dilantik sebagai wali kota Samarinda bersama wakil wali kota Samarinda Nusyirwan Ismail setelah memenangkan Pilkada Kota Samarinda yang digelar pada 12 Oktober 2010.






Sastrawan 
  • Korrie Layun Rampan, Sastrawan

Korrie Layun Rampan
Korrie Layun Rampan (lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 17 Agustus 1953) adalah seorang sastrawan Indonesia. Ayahnya bernama Paulus Rampan dan ibunya bernama Martha Renihay-Edau Rampan, beretnis Dayak Benuaq. Semasa muda, Korrie lama tinggal di Yogyakarta. Di kota itu pula ia berkuliah. Sambil kuliah, ia aktif dalam kegiatan sastra. Ia bergabung dengan Persada Studi Klub -- sebuah klub sastra-- yang diasuh penyair Umbu Landu Paranggi. Di dalam grup ini telah lahir sejumlah sastrawan ternama, seperti Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi A.G., Achmad Munif, Arwan Tuti Artha, Suyono Achmad Suhadi, R.S.