Beruang Madu

Beruang Madu

Saturday, September 15, 2012

Kerajaan Kutai Martadipura


Kerajaan Kutai Martadipura (350 M - 1605 M)

Kerajaan ini dulunya Bernama Qwitaire Maradapur (Kutai Martapura), Kerajaan Kutai Martadipura merupakan kerajaan tertua di Nusantara dan bercorak hindu, dilihat dari bukti sejarah yang ditemukan berupa 7 buah prasasti ( Yupa ) yang ditemukan pada tahun 1870 (4 buah Yupa, 2 buah Lenacana Kerajaan yang terbuat dari emas dan Patung Kura-kura Emas) dan tahun 1939 (3 buah Yupa). Kerajaan Kutai Martadipura berdiri sekitar abad ke 4 (350 M), terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur di Hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai Martadipura didirikan dan dipimpin oleh Maharaja Kudungga Keturunan Warga Sungga bergelar Anumerta Dewawarman, Yang Bermenantukan Maharaja Sri Acwawarman  (Wamsekerta). Nama Maharaja Kudungga ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh budaya lain.
Kerajaan Kutai Martadipura kemudian dilanjutkan kepemimpinannya oleh anak dari Maharaja Kudungga yaitu Maharaja Asmawarman. Asmawarman memiliki 3 orang putra salah satunya bernama Mulawarman.

Pada kepemimpinan ketiga Kerajaan Kutai Martadipura dipimpin oleh Maharaja Mulawarman, Kerajaan Kutai Martadipura mengalami masa kejayaan (masa keemasan). Kekuasaan Kerajaan Kutai Martadipura meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.

Ilustrasi Upacara Bahuwarnakam
Pada masa Mulawarman, banyak sekali upacara agama Hindu yang dijalankan seperti kurban agatsya (upacara dinasti Hundu), kurban bahuwarnakam (upacara pemberian emas), kurban jivandana (upacara kurban hewn berupa sapi), kurban waprakeswaea (upacara pembangunan candi dan kuil), kurban kalpa (upacara penyerahan tanah dan penanaman pohon) dan kurban bhagrtha (upacara kemakmuran). Rakyat tertib dan teratur. Rakyat mampu beradaptasi dengan budaya luar, dalam hal ini India, namun tetap melestarikan kebudayaan sendiri. Tak banyak yang dapat diketahui tentang sejarah Raja-raja di Kerajaan Kutai Martadipura setelah maharaja Mulawarman meninggal dunia.

Guna memperjelas tentang pengkajian prasasti yupa pada tahun 1952, diadakan perbaikan dalam pembacaan dan penerjemahanya oleh Raden Mas Ng. Poerbatjaraka yang mengatakan bahwa tulisan-tulisan tersebut menggambarkan beberapa hal tentang Kurban dalam sebuah acara kenegaraan dan kurban-kurban yang bersangkutan dengan acara ritual agama Hindu, Menurut seorang pakar sejarah bernama Ny.Soeleman mengatakan bahwa didalam batu prasasti yupa ada menyebutkan kata Vavrakecvara yang diartikan lapangan luas tempat upacara kurban maka dalam pengkajian tersebut (Rajah Cri Mala Varmanah Danam Puyatane Ksetrei Yadattam Varakecvare) yang dikatakan Bahwa Sang Raja Sri Mulawarman yang amat mulia dan terkemuka telah mengadakan kurban bertempat didalam Varakecvare, (lapangan luas) tempat upacara sedekah yang disebut Upacara Bahuswarnakam yaitu kurban hadiah Sapi dan Emas.  Tulisan prasasti yupa yang kami kemukakan disini 2 buah dibahas dalam bahasa sansekerta 5 buah dibahas dalam bahasa Inggris, sebagai berikut :
  • Tulisan Pertama (dalam bahasa Sanskerta) :

……cri mantah cri narendraasya mahat manah putro cvabharmo vikhya tan vancakarta yathancuman tasya putro mahat manah trayas-trayas ivagnayah tssan trayanam pravarah tapa bola danavitah cri mala varmanah rajendro yastava bahusvan akam yajnasya jupoyam dwijen drais sampra kalpita………….

Diartikan :
Sang Raja Kudungga yang mempunyai putra wamsakarta, melahirkan tiga putra seperti api sinarnya dan menjadi raja-raja berkuasa diwilayahnya dan yang paling terkenal adalah Maharaja Sri Mulawarman Nala Dewa yang mengadakan kurban besar dan memberi sedekah emas kepada para berahmana yang datang ketempat itu, sehingga dia diyatakan kuat dalam berkuasa.
  • Tulisan Kedua (dalam bahasa Sanskerta):

…… cri manto nrpa much yasa rajah cri mula varmanah danam puyatane ksetrei yadattam varakecevare dvi jatibhyo geni kalpebhyah vuncater gg osahestii kam tasya punyasya yupoyam kerto vidrair ihagataih………..

Diartikan :
Sang Raja Sri Mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepara Berahmana sedekah itu ditempatkan dalam varakecvare sebagai peringatan atas kebaikan sang raja Sri Mulawarman dibuatlah tugu tiang pemujaan.
  • Tulisan Ketiga (dalam bahasa Inggris):
The illustrious monarch Mulawarman, having conquered (other) Kings iu the battlefield, made them his tributaries, as did kings Yudhisthira. At waprwkecwara he donmet forty thousand.....he again donated thirty thousand. the pious king once again (frforomed ?) Jivandana of different kinds and ilumination in his own town......by the pious one. This Yupa has bee ereeted by the Berahmanas whi have come here (from) different (parts).
Diartikan:
Sang Raja Mulawarman menaklukan raja-raja di medan perang, mereka harus membayar upeti sebagai mana yang dilakukan oleh raja Yudhisthira di waprwkecwara, ia mendarmakan empat puluh ribu……kemudian tigapuluh ribu. Mulawarman seorang raja saleh meyelengarakan Jiwandana yang berbeda-beda dan penerangan dikotanya……oleh seorang yang alim. Yupa sudah didirikan oleh Berahmana-Berahmana yang datang kesini dari berbagai daerah.
  • Tulisan Keempat (dalam bahasa Inggris):

Hail to the mighty king, the illustrious Mulawarman of exalted rank, whouse gigts have been recorded at this holy spot after he, the most excellent king, has betowed on Brahmanas the gifts of water, ghee, tawny cows and sesame seeds as well as eleven bulls.

Diartikan :
Menyambut raja yang kuat, Mulawarman seorang raja agung dan termashur telah mendarmakan peristiwa ini telah dicatat ditempat yang suci. Mulawarman telah memberikan kepada Berahmana-berahmana hadiah air, miyak, sapi yang berwarna kekuning-kuningan dan biji wijen dan juga sebelas ekor sapi jantan.
  • Tulisan Kelima (dalam bahasa Inggris):

As Bhageratha was brn on king segara………Mulawarman………

Diartikan :
Karena Bhageratha dilahirkan oleh Raja Segara…….Mulawarman……(tulisan pada prasasti ini banyak yang rusak dan tidak terbaca.
  • Tulisan Keenam (dalam bahasa Inggris):

Let the foremost amongst the priest and whatsoever other pions men hear of the meritorious deed of Mulawarman, the king of illustrious and resplendent fame of his greaft of cottle, his gift of a wonder trce, his of land. For this multitudes of pious deeds this sacrificial post has been set up by priest.

Diartikan :
Dengarkanlah oleh kaum sekalian. Berahmana yang terkemuka dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah tugu ini didirikan oleh para berahmana (buat peringatan).
  • Tulisan Ketujuh (dalam bahasa Inggris):

The illustrios king Mulawarman gave away in charity a heap of sesame seeds together with a multitude this yupa has heen engraved upon of those two.

Diartikan :
Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua perkara yang telah disedekahkan oleh sang raja Mulawarman, yakni gunung miyak (kental) dengan lampu serta malai bunga.

Adapun nama-nama raja yang memimpin Kerajaan Kutai Martadipura adalah
  1. Maharaja Kudungga
  2. Maharaja Asmawarman
  3. Maharaja Mulawarman
  4. Maharaja Marawijaya Warman
  5. Maharaja Gajayana Warman
  6. Maharaja Tungga Warman
  7. Maharaja Jayanaga Warman
  8. Maharaja Nalasinga Warman
  9. Maharaja Nala Parana Tungga
  10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
  11. Maharaja Indra Warman Dewa
  12. Maharaja Sangga Warman Dewa
  13. Maharaja Candrawarman
  14. Maharaja Sri Langka Dewa
  15. Maharaja Guna Parana Dewa
  16. Maharaja Wijaya Warman
  17. Maharaja Sri Aji Dewa
  18. Maharaja Mulia Putera
  19. Maharaja Nala Pandita
  20. Maharaja Indra Paruta Dewa
  21. Maharaja Dharma Setia
Pada masa kepemimpinan Maharaja Dharma Setia di sekitar abad ke 16 (1605 M), terjadi peperangan antara Kerajaan Kutai Martadipura dengan Kutai Kertanegara. Raja Kutai Martadipura yaitu Maharaja Dharma Setia tewas terbunuh dalam peperangan ditangan Raja Kutai Kertanegara. Akkhirnya Kerjaan Kutai Martadipura jatuh ketangan Kerajaan Kutai Kertanegara. Dan ini merupakan akhir dari pemerintahan Kerajaan Kutai Martadipura yang disatukan di bawah satu kerajaan yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura.




sumber :