Beruang Madu

Beruang Madu

Friday, October 12, 2012

Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus atau sering disebut Kencing Manis adalah penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga terjadi kelebihan gula di dalam tubuh. Kelebihan gula yang lama didalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh.



Ada 2 tipe diabetes, yaitu :
  1. Diabetes Tipe I/ Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Seseorang diakatakan Diabetes tipe I, jika tubuh perlu pasokan insulin dari luar. Hal ini disebabkan karena sel-sel beta dari pulau-pulau Langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pancreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa.
  2. Diabetes Tipe II/ Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Diabetes tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadi gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Biasanya orang yang terkena penyakit diabetes tipe ini yaitu orang dewasa.

Penyebab Diabetes Mellitus
Pada dasarnya memang masih terdapat hal-hal yang belum jelas tentang sebab diabetes mellitus, baik menyangkut penyebab kerusakan pankreas maupun penyebab resistensi insulin, sehingga penyebab utama diabetes mellitus belum diketahui.
Namun perlu diwaspadai bahwa mungkin saja salh satu faktor penyebab diabetes pada saat ini adalah adanya perubahan gaya hidup seperti pola makan yang tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, dll. Selain itu, adanya stress, kelainan genetika, usia yang semakin tua dapat pula menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes.

Gejala-gejala Diabetes
Pada tahap awal gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan oleh penderita. Gejala diabetes umumnya diketahui sesudah adanya pemeriksaan laboratorium. Pada tahap lanjut gejala diabetes yang muncul antara lain :

Gejala dan tanda-tanda diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak (dibawah umur 20 tahun), sebagai akibat dari adanya kelainan genetika, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. 

Gejala-gejala diabetes tipe I, antara lain :

  • Berat badan menurun
  • Kelelahan
  • Penglihatan kabur
  • Sering buang air kecil
  • Terus menerus lapar dan haus
  • Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
Gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya sama dengan gejala diabetes tipe I.


Bagaimana menghindari Diabetes Mellitus
Mereka yang berisiko tinggi diabetes yang terpenting jangan kelebihan berat badan. Perlu diwaspadai salah satu gejala diabetes yaitu lapar dan haus terus menerus membuat penderita banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), dan banyak kencing (poliuria) yang dikenal dengan 3P.

Deteksi dan Kontrol
Mereka yang berisiko tinggi terkena diabetes berusia lebih dari 45 tahun, berberat badan lebih, tekanan darah tinggi (lebih dari 140/90 mmHg), riwayat diabetes pada keluarga, mengalami keguguran berulang, melahirkan bayi cacat atau bayi berat badan lebih 4000 gram, kolesterol tinggi (HDL lebih 35 mg/dl atau trigliserida lebih 250 mg/dl) dianjurkan menjalani pemeriksaan dini.

Jika didiagnosis diabetes, maka gula darah, berat badan, tekanan darah, kadar lemak darah harus dikendalikan. Kalau dengan diet dan olahraga tidak terkontrol harus dilakukan dengan obat.

Gula darah sebaiknya dikontrol rutin. Tingginya kadar gula darah menimbulkan komplikasi pembuluh darah. Mikroangiopati (gangguan mata, ginjal, dan saraf) maupun makroangiopati (stroke dan gangguan jantung).

Kerusakan atau komplikasi yang terjadi tidak bisa dipulihkan, hanya bisa dihentikan atau diperlambat prosesnya. Tapi jangan perlu putus asa dan menghentikan obat, karena yang terpenting adalah mencegah komplikasi.

Mengontrol Kadar Gula
Bagaimana cara mengontrol sendiri kadar gula dalam darah sambil tetap memperoleh pengobatan dokter?
  • Pertama, harus disadari bahwa tidak ada cara lain daripada mengendalikan diri terhadap makanan manis. Pengobatan apa dan berapa pun tidak akan berhasil jika kita tidak bisa mengontrol masukan makanan.
  • Kedua, gerak badan dan menjaga berat tubuh tidak berlebih, mengurangi lemak di perut dan bagian lain.
  • Ketiga, ukur kadar gula setidaknya seminggu sekali untuk menilai apakah upaya kita sudah berhasil.

Target pengobatan diabetes ialah untuk mencapai kadar gula darah yang normal (atau mendekati), tanpa terjadi hipoglikemia.

Kriteria patokan nilai gula darah untuk menjamin minimalnya risiko komplikasi diabetes agar kita bisa menikmati hidup seperti orang normal tanpa dihantui oleh komplikasi adalah :
Kadar gula sebelum makan harus dia antara 80 - 120 mg,

Dua jam sesudah makan dan sebelum tidur (malam) harus diantara 100-140 mg%, GlikoHb harus di antara 6-7%. GlikoHb paling menentukan dan berhubungan erat dengan adanya komplikasi. GlikoHb yang disebut juga HbA1c mencerminkan kadar gula selama 2-3 bulan terakhir dan merupakan persentase kadar gula dalam sel darah merah (yang masa hidupnya memang tiga bulan). Maka parameter ini mencerminkan kontrol gula selama 2-3 bulan terakhir.

Dengan alat kecil untuk mengukur kadar gula sendiri di rumah, pengontrolan ini dapat dilakukan meski tetap dibawah pengawasan dokter anda.

Kadar gula sebaiknya tak boleh naik-turun, karena bisa berakibat fatal. Andai ini terjadi, kita juga tidak akan menyadarinya bila kadar gula hanya diperiksa sebelum sarapan.

Obat Diabetes Mellitus
Dengan adanya 4 golongan besar obat antdiabetik (OAD) dewasa ini terdapat kesempatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya untuk dapat mengontrol kadar gula darah penderita diabetes dengan lebih baik.

Selain itu kemungkinan efek samping hipoglikemia yang ditakuti dapat dikurangi. Empat golongan OAD itu bekerja dengan mekanisme yang berbeda, sehingga dengan melakukan kombinasi yang serasi dapat tercapai terapi yang optimal.