Beruang Madu

Beruang Madu

Friday, September 21, 2012

Tarung Mandau mengisi Festival Pasar Terapung


Tarung Mandau, sebuah tarian masyarakat Dayak Bakumpai yang dibawakan oleh enam penari dari Sanggar Permata Ijejela, Kabupaten Barito Kuala, meramaikan pembukaan Festival Budaya Pasar Terapung 2012, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis, 20 September 2012.

Sang koreografer, Tajudin Noor, menuturkan Tarung Mandau menceritakan tentang kesiapsiagaan muda-mudi Dayak Bakumpai dalam mempertahankan kampung halamannya dari gangguan yang mengancam.
Para penari menggunakan senjata khas masyarakat Dayak, yakni mandau lengkap dengan talabang atau tameng. Mereka juga menaburkan serbuk getah kayu ke arah nyala api di obor sehingga membentuk bunga api. "Ini menggambarkan bagaimana semangat mereka berkobar bagai api," ujar Tajudin.

Pembukaan festival yang berlangsung di Jalan Panglima Sudirman atau berada di tepi Sungai Martapura, depan Kantor Pemerintah Provinsi Kalsel, ini dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan. Festival sendiri akan berlangsung selama tiga hari, 20-23 September.

Sejumlah kegiatan seni budaya yang ditampilkan, antara lain pameran wisata dan budaya, pawai budaya, kampung banjar dan kuliner, permainan tradisional, serta jukung tanglong.

Filosofi Tari Mandau
Tari Mandau adalah satu diantara jenis tarian yang ada dalam kebudayaan suku Dayak. Tarian ini pun banyak jenisnya, tergantung dari suku Dayak yang berada di daerah dan sub suku daerah tersebut.
Menurut suku Dayak secara umum, Tari Mandau adalah simbol dari semangat juang masyarakat suku Dayak dalam membela harkat dan martabatnya. Selain itu Tari Mandau melambangkan keperkasaan pria Suku Dayak dalam menghadapi segala macam tantangan dalam aspek kehidupan. Di samping itu juga tarian ini mengambarkan bagaiamana suku Dayak mempertahankan tanah kelahirannya atau daerah kekuasaan.


sumber :