Beruang Madu

Beruang Madu

Friday, December 20, 2013

Anak Mengalami Trauma

Trauma menyebabkan anak murung
 Banyak anak yang mungkin pernah menyaksikan, mengalami atau mungkin merasakan langsung suatu kejadian yang sekara psikis cukup mengerikan buat mereka dan bisa jadi itu bisa saja mengancam jiwa mereka. Seperti misalnya bencana alam, kecelakaan, kebakaran, perkelahian, pembunuhan dan yang lebih bahaya adalah pertengkaran orang tua, bahkan dalam sehari-hari saat mereka bermain akan bisa memunculkan trauma untuk anak, kejadian-kejadian ini akan membekas dalam ingatan mereka dan akan mempengaruhi pertumbuhannya secara psikis.

Reaksi anak pada kejadian tersebut bisa bermacam-macam. Ada yang termenung, ada yang menangis atau diam saja. Anak menolak berbicara, menghindar dari apa yang menjadi ketakutannya, susah tidur, mudah marah, tidak bisa berkonsentrasi, anti sosial ini adalah beberapa gejala yang ditimbulkan dari trauma yang dialami mereka dan biasanya akan muncul, berulang dan lama.


Kenapa bisa seperti itu ? 

Karena daya ingat atau memori anak bersifat menetap, sehingga bisa mengganggu tumbuh kembang dan juga caranya membangun relasi dengan orang lain serta lingkungannya sampai dewasa nanti.

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi proses "penyembuhan" anak dari trauma yang dialaminya, anata laij tingkat stress anak itu sendiri, dan pengaruh lingkungan disekitarnya. Jika daya tahan anak terhadap stress kuat dan lingkungan kondusif, maka proses mengatasi trauma akan lebih optimal. Sebaliknya, jika tidak maka anak akan terus terbenam dalam traumanya. Anak yang mengalami trauma perlu dibantu memilah mana yang baik bagi hidupnya dan mana ingatan yang harus disingkirkan.

Mengingat sulitnya mengatasi trauma, selain butuh bantuan lingkungan, sering kita perlu juga melibatkan psikolog atau mungkin psikiater untuk menangani masalah tersebut.

Bagaimana menanganinya ?
Mengatasi trauma pada anak bukanlah proses instan, diperlukan waktu dan kesabaran dari orangtua untuk membantu anak agar bisa lepas dari trauma yang dialami. Jika orangtua melihat ada gejala/ciri trauma pada anak, coba beberapa hal ini :
  • Ajak dia bersantai sambil melakukan hal-hal kecil yang bisa membuat pikirannya releks dan positif, misalnya melukis, mewarna gambar.
  • Ajak dia bercerita, menceritakan hal-hal yang bisa membuat dia tertawa agar agar secara psikis dia bisa lebih releks.
  • Ajak dia bermain, dalam permainan jangan sampai melakukan intervensi bahwa dia harus menang terus atau selalu kalah, buat permainan itu agar sifatnya permainan santai.
    Bermain adalah salah satu cara mengatasi trauma anak
  • Pelan-pelan ajak dan libatkan dia dalam suatu kegiatan yang memungkinkan terjadinya pertemanan dan berinteraksi atau berbagi keterampilan sosial. Dan kegiatan ini harus sesuai dengan minat dan bakatnya. Keterlibatan itu akan membuat anak merasa berharga dan menumbuhkan percaya dirinya.
  • Orangtua juga perlu membekali diri dengan pengetahuan menghadapi anak yang trauma agar tidak ikut terbawa. Selain itu, bekal ini dapat membantu anak mengurangi traumanya.