Kerajaan Kutai Martadipura (350 M - 1605 M)
Kerajaan ini dulunya Bernama Qwitaire Maradapur (Kutai Martapura), Kerajaan Kutai Martadipura merupakan kerajaan tertua di Nusantara dan bercorak hindu, dilihat dari bukti sejarah yang ditemukan berupa 7 buah prasasti ( Yupa ) yang ditemukan pada tahun 1870 (4 buah Yupa, 2 buah Lenacana Kerajaan yang terbuat dari emas dan Patung Kura-kura Emas) dan tahun 1939 (3 buah Yupa). Kerajaan Kutai Martadipura berdiri sekitar abad ke 4 (350 M), terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur di Hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai Martadipura didirikan dan dipimpin oleh Maharaja Kudungga Keturunan Warga Sungga bergelar Anumerta Dewawarman, Yang Bermenantukan Maharaja Sri Acwawarman (Wamsekerta). Nama Maharaja Kudungga ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh budaya lain.
Kerajaan Kutai Martadipura kemudian dilanjutkan kepemimpinannya oleh anak dari Maharaja Kudungga yaitu Maharaja Asmawarman. Asmawarman memiliki 3 orang putra salah satunya bernama Mulawarman.
Pada kepemimpinan ketiga Kerajaan Kutai Martadipura dipimpin oleh Maharaja Mulawarman, Kerajaan Kutai Martadipura mengalami masa kejayaan (masa keemasan). Kekuasaan Kerajaan Kutai Martadipura meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Ilustrasi Upacara Bahuwarnakam |
Guna memperjelas tentang
pengkajian prasasti yupa pada tahun 1952, diadakan perbaikan dalam
pembacaan dan penerjemahanya oleh Raden Mas Ng. Poerbatjaraka yang
mengatakan bahwa tulisan-tulisan tersebut menggambarkan beberapa hal
tentang Kurban dalam sebuah acara kenegaraan dan kurban-kurban yang
bersangkutan dengan acara ritual agama Hindu, Menurut seorang pakar
sejarah bernama Ny.Soeleman mengatakan bahwa didalam batu prasasti yupa
ada menyebutkan kata Vavrakecvara yang diartikan lapangan luas tempat
upacara kurban maka dalam pengkajian tersebut (Rajah Cri Mala Varmanah
Danam Puyatane Ksetrei Yadattam Varakecvare) yang dikatakan Bahwa Sang
Raja Sri Mulawarman yang amat mulia dan terkemuka telah mengadakan
kurban bertempat didalam Varakecvare, (lapangan luas) tempat upacara
sedekah yang disebut Upacara Bahuswarnakam yaitu kurban hadiah Sapi dan
Emas. Tulisan prasasti yupa yang kami kemukakan disini 2 buah dibahas
dalam bahasa sansekerta 5 buah dibahas dalam bahasa Inggris, sebagai
berikut :
- Tulisan Pertama (dalam bahasa Sanskerta) :
……cri
mantah cri narendraasya mahat manah putro cvabharmo vikhya tan
vancakarta yathancuman tasya putro mahat manah trayas-trayas ivagnayah
tssan trayanam pravarah tapa bola danavitah cri mala varmanah rajendro
yastava bahusvan akam yajnasya jupoyam dwijen drais sampra kalpita………….
Diartikan :
Sang
Raja Kudungga yang mempunyai putra wamsakarta, melahirkan tiga putra
seperti api sinarnya dan menjadi raja-raja berkuasa diwilayahnya dan
yang paling terkenal adalah Maharaja Sri Mulawarman Nala Dewa yang
mengadakan kurban besar dan memberi sedekah emas kepada para berahmana
yang datang ketempat itu, sehingga dia diyatakan kuat dalam berkuasa.
- Tulisan Kedua (dalam bahasa Sanskerta):
……
cri manto nrpa much yasa rajah cri mula varmanah danam puyatane ksetrei
yadattam varakecevare dvi jatibhyo geni kalpebhyah vuncater gg
osahestii kam tasya punyasya yupoyam kerto vidrair ihagataih………..
Diartikan :
Sang
Raja Sri Mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah memberikan
sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepara Berahmana sedekah itu ditempatkan
dalam varakecvare sebagai peringatan atas kebaikan sang raja Sri
Mulawarman dibuatlah tugu tiang pemujaan.
- Tulisan Ketiga (dalam bahasa Inggris):
The illustrious monarch Mulawarman, having conquered (other) Kings iu the battlefield, made them his tributaries, as did kings Yudhisthira. At waprwkecwara he donmet forty thousand.....he again donated thirty thousand. the pious king once again (frforomed ?) Jivandana of different kinds and ilumination in his own town......by the pious one. This Yupa has bee ereeted by the Berahmanas whi have come here (from) different (parts).
Diartikan:
Sang Raja Mulawarman menaklukan raja-raja di medan
perang, mereka harus membayar upeti sebagai mana yang dilakukan oleh
raja Yudhisthira di waprwkecwara, ia mendarmakan empat puluh
ribu……kemudian tigapuluh ribu. Mulawarman seorang raja saleh
meyelengarakan Jiwandana yang berbeda-beda dan penerangan
dikotanya……oleh seorang yang alim. Yupa sudah didirikan oleh
Berahmana-Berahmana yang datang kesini dari berbagai daerah.
- Tulisan Keempat (dalam bahasa Inggris):
Hail
to the mighty king, the illustrious Mulawarman of exalted rank, whouse
gigts have been recorded at this holy spot after he, the most excellent
king, has betowed on Brahmanas the gifts of water, ghee, tawny cows and
sesame seeds as well as eleven bulls.
Diartikan :
Menyambut
raja yang kuat, Mulawarman seorang raja agung dan termashur telah
mendarmakan peristiwa ini telah dicatat ditempat yang suci. Mulawarman
telah memberikan kepada Berahmana-berahmana hadiah air, miyak, sapi yang
berwarna kekuning-kuningan dan biji wijen dan juga sebelas ekor sapi
jantan.
- Tulisan Kelima (dalam bahasa Inggris):
As Bhageratha was brn on king segara………Mulawarman………
Diartikan :
Karena Bhageratha dilahirkan oleh Raja Segara…….Mulawarman……(tulisan pada prasasti ini banyak yang rusak dan tidak terbaca.
- Tulisan Keenam (dalam bahasa Inggris):
Let
the foremost amongst the priest and whatsoever other pions men hear of
the meritorious deed of Mulawarman, the king of illustrious and
resplendent fame of his greaft of cottle, his gift of a wonder trce, his
of land. For this multitudes of pious deeds this sacrificial post has
been set up by priest.
Diartikan :
Dengarkanlah
oleh kaum sekalian. Berahmana yang terkemuka dan sekalian orang baik
lain-lainnya, tentang kebaikan budi sang Mulawarman, raja besar yang
sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah kehidupan atau
semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah
tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah tugu
ini didirikan oleh para berahmana (buat peringatan).
- Tulisan Ketujuh (dalam bahasa Inggris):
The
illustrios king Mulawarman gave away in charity a heap of sesame seeds
together with a multitude this yupa has heen engraved upon of those two.
Diartikan :
Tugu
ini ditulis buat (peringatan) dua perkara yang telah disedekahkan oleh
sang raja Mulawarman, yakni gunung miyak (kental) dengan lampu serta
malai bunga.
Adapun nama-nama raja yang memimpin Kerajaan Kutai Martadipura adalah
- Maharaja Kudungga
- Maharaja Asmawarman
- Maharaja Mulawarman
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Nala Parana Tungga
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
Pada masa kepemimpinan Maharaja Dharma Setia di sekitar abad ke 16 (1605 M), terjadi peperangan antara Kerajaan Kutai Martadipura dengan Kutai Kertanegara. Raja Kutai Martadipura yaitu Maharaja Dharma Setia tewas terbunuh dalam peperangan ditangan Raja Kutai Kertanegara. Akkhirnya Kerjaan Kutai Martadipura jatuh ketangan Kerajaan Kutai Kertanegara. Dan ini merupakan akhir dari pemerintahan Kerajaan Kutai Martadipura yang disatukan di bawah satu kerajaan yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura.
sumber :